Sabtu, 22 Desember 2012

ROTI KISMIS KAYU MANIS

Waktu itu pernah nyoba buat roti ini, tapi kurang mengembang. Sepertinya karena kurang 'dibanting'. Nah, sekarang nyoba lagi supaya terpuaskan hati ini... he... he... Resepnya saya dapatkan dari Just Try and Taste. Uniknya, roti ini tidak menggunakan telur dan susu, jadi sudah pasti cocok untuk Aisha. Alhamdulillah, percobaan kedua ini berhasil dengan sukses, si bread mengembang dengan sempurna. Namun, memang tidak selembut roti yang menggunakan telur. Aroma cinnamon atau kayu manisnya berasa. Tapi buat saya, manisnya agak kurang. Mungkin next time harus ditambahkan lagi gulanya. Btw, Aisha suka sekali roti ini. Hampir setengah bagian dilahap sendiri, makannya dicocol sama selai blueberry kesukaannya...



CINNAMON RAISIN BREAD
diadaptasi dari buku, The Bread Baker Bible

- Untuk 2 loyang loaf -

Bahan:

200ml air
2sdm margarine
440gr tepung terigu protein tinggi (Cakra Kembar), ayak
55gr gula pasir
2sdt garam
1 1/2sdt kayu manis bubuk
2 1/4sdt ragi instant
1sdt Baker's bonus (pengempuk roti)
100gr kismis, cincang kasar
2sdm madu untuk olesan --> karena kehabisan madu, saya menggunakan selai aprikot


Cara membuat:

Panaskan oven, set di suhu 180'C dengan pengapian atas dan bawah. Siapkan 2 loyang loaf, olesi mentega dan taburi dengan tepung. Sisihkan.

Dalam mangkuk besar, ayak tepung terigu dan kayu manis. Kemudian masukkan ragi instant, baker's bonus, gula pasir dan air ke dalam tepung. Biarkan hingga air terserap oleh tepung kemudian campur adonan dan uleni. Jika airnya kurang, tambahkan sedikit-sedikit saja menggunakan sendok.

Tambahkan margarine dan garam, uleni hingga adonan kalis. Masukkan kismis cincang dan campurkan hingga kismis tersebar rata di roti. Bulatkan adonan, tutup mangkuk adonan dengan kain bersih atau plastic wrap. Diamkan hingga mengembang 2x lipat.

Jika telah mengembang, kempiskan adonan dan uleni lagi selama 2  menit. Bagi adonan menjadi 2 bagian. Bulatkan kembali adonan dan diamkan hingga sekali lagi mengembang. Kempiskan adonan, bentuk seperti lontong memanjang, bagi masing-masing adonan menjadi 4 bagian. Tata masing-masing potongan adonan ke dalam loyang loaf dengan sisi irisan di samping. Diamkan 10 menit sambil ditutup dengan kain bersih atau plastik wrap.

Panggang selama 40 - 50 menit atau hingga permukaan roti kecoklatan. Keluarkan dari oven dan olesi permukaannya dengan madu. Panggang kembali 30 menit. Keluarkan dan dinginkan 5 menit, kemudian keluarkan dari loyang. Dinginkan roti di rak kawat dan roti siap dinikmati.

Kamis, 20 Desember 2012

MUFFIN KISMIS PISANG

Ada sisa pisang yang sudah matang sekali di rumah. Kalau didiamkan, bisa busuk ini... Langsung cari-cari resep yang menggunakan pisang. Ketemulah yang namanya Banana Chocolatechip Muffin dari buku "The Food Allergy Mama's Baking Book" karangan Kelly Rudnicki. Seperti biasa, karena Aisha tidak bersahabat dengan chocolatechips, digantilah dengan kismis / raisin.

Untuk muffin ini digunakan buttermilk yang diperoleh dari campuran susu / soya / rice milk dengan white vinegar / apple vinegar / air jeruk lemon. Kalau saya sendiri memilih menggunakan brown rice milk dan perasan jeruk lemon. Sementara untuk tepung terigu, saya menggantinya dengan campuran 3 macam tepung, dengan komposisi: tepung beras 50%, tepung kentang 25% dan tepung tapioca 25%. Texture yang dihasilkan dari ketiga tepung ini cenderung lebih kasar bila dibandingkan dengan terigu, namun tidak mengurangi rasa dari muffin ini untuk dinikmati dengan secangkir teh hangat atau susu dingin. Yang pasti mengenyangkan dan menyehatkan...


BANANA - CHOCOLATE CHIPS MUFFIN
sumber: The Food Allergy Mama's Baking Book by Kelly Rudnicki

- 12 muffins -

Bahan:

2buah pisang ukuran sedang, lumatkan
2sdm air
1/2cup margarin, cairkan
1/4 cup dairy-free buttermilk (1/4cup susu kedelai atau susu beras dicampur dengan 1sdt cuka apel atau perasan jeruk lemon, diamkan 5-10 menit) --> saya menggunakan susu beras ditambahkan dengan perasan jeruk lemon
2cup tepung terigu serbaguna --> saya menggunakan campuran tepung beras 50%, tepung kentang 25% dan tepung tapioca 25%
2/3cup gula pasir halus
1/2tsp baking powder
1tsp baking soda
1/4tsp salt
1/2cup dairy-free mini chocolate chips --> saya ganti dengan kismis

Cara membuat:

Panaskan oven di 3750F and siapkan cetakan-cetakan muffin. Campur pisang yang telah dilumatkan, air dan margarin cair beserta buttermilk dengan menggunakan mikser hingga rata. Di wadah terpisah, campurkan tepung, gula, baking powder dan baking soda menggunakan whisk. Masukkan campuran tepung ke dalam campuran pisang dan aduk hingga rata. Tambahkan chocolate chip mini ke dalam adonan dan aduk rata. Tuang adonan ke dalam cetakan-cetakan muffin. Panggang sekitar 15 - 20 menit, atau sampai agak kecokelatan.

Selasa, 18 Desember 2012

PUDING LAPIS UBI UNGU

Puding ini saya buat waktu Aisha sedang sakit. Sementara di dapur masih banyak persediaan ubi ungu. Bingung, mau bikin apa ya, makanan ringan tapi mengenyangkan, karena Aisha sedang tidak mau makan. Setiap disuapi makanan, selalu dibilang pahit. Maunya cuma makan yang manis dan buah-buahan sajah. Akhirnya, diputuskanlah membuat puding lapis tepung beras ubi ungu yang sepertinya lumayan mengenyangkan.

Untuk lapisan putihnya, dibuat dari tepung beras, jadi seperti bubur sumsum tapi tanpa santan. Sengaja dibuat tidak terlalu manis, karena ubi ungunya sendiri sudah manis. Jadi rasa pudingnya manis, gurih dan lembut. Dan yang menyenangkan,  Aisha suka sekali puding ini. Langsung habis 2 cup sekali makan. Alhamdulillah, ga sia-sia Maminya buat ini...

Waktu bikin, tidak nyontek resep, jadi asal cemplang cemplung sajah. Tapi di bawah ini saya kasih catatan membuatnya ya, cuma harap maklum kalau bahasanya membingungkan... he... he... he...



PUDING LAPIS UBI UNGU

Bahan:

1bungkus agar-agar
1200ml air
2sendok makan munjung tepung beras
4lembar daun pandan
1buah ubi ungu sedang, dikukus dan dihaluskan
Gula putih secukupnya
Garam secukupnya

Cara membuat:

Campur agar-agar dan air, lalu diaduk rata. Pisahkan 1/3 bagian campuran di atas, lalu masukkan tepung beras dan 2 lembar daun pandan ke dalamnya. Tambahkan gula dan garam sesuai selera. Masak di atas api sambil diaduk-aduk hingga mendidih. Angkat dan diamkan hingga agak hangat, lalu tuang ke dalam cetakan puding masing-masing 1 sendok makan atau sesuai selera.

Ambil sisa 2/3 campuran agar-agar dan air di atas, masukkan labu ungu yang sudah dihaluskan beserta sisa daun pandan. Tambahkan gula dan garam sesuai selera. Masak di atas api sambil diaduk-aduk hingga mendidih. Angkat dan diamkan hingga agak hangat, lalu tuang ke dalam cetakan, di atas bagian yang pertama. Lakukan hingga habis.

Diamkan beberapa saat, lalu masukkan ke kulkas. Puding siap dinikmati dalam keadaan dingin.

Minggu, 16 Desember 2012

QUICK & EASY MADE PIZZA

Ini pizzanya orang males katanya... he... he... soalnya gampang dan praktis sekali. Ga pake acara ngadonin segala. Kebetulan ada sisa roti tawar. Langsung saya olesi dengan barbeque sauce, lalu ditambahkan irisan sosis, mayonaise, parutan keju dan daun oregano. Trus panggang deh kurang lebih 10 menit. Taraaa... jadilah pizza abal-abal. Tapi rasanya wokee punya loh, apalagi kalau kejunya pakai mozarella, jadi melting... Waktu itu pernah buat pakai mozarella, tapi ga sempat difoto... Nah, waktu buat ini, saya kehabisan keju mozarella, adanya keju cheddar biasa. Tapi sip juga kok, lumayan buat sarapan kilat... Sttt... ini favorit ayahnya Aisha... Tapi sayang, Aisha ga bisa ikutan makan... ihik... ihik...



Minggu, 09 Desember 2012

SOFT & CHEWY PALM SUGAR COOKIES

Resep aslinya sih 'Soft and Chewy Chocolate Chips Cookies', tapi kalau saya menyebutnya 'Soft and Chewy Palm Sugar Cookies', karena tidak menggunakan chocolatechips, berhubung Aisha belum "bersahabat" dengan chocolatechips. Resep original-nya diadaptasi dari buku Vegan Dinner karangan Julie Hasson. No dairy, no nuts, no egg, cocok banget untuk camilan Aisha. Sebagai pengganti chocolatechips, saya menggunakan kismis / raisin.

Sementara itu, untuk tepungnya, saya mencoba menggunakan campuran 3 macam tepung, yaitu tepung beras 50%, potato starch 25% dan tepung tapioca 25%. Campuran tepung ini banyak digunakan untuk anak-anak ataupun orang dewasa yang menghindari kandungan gluten pada tepung terigu. Hasil akhirnya tidak berbeda jauh dengan menggunakan terigu, cuma memang teksturnya tidak sehalus atau selembut terigu. Kayaknya untuk next time, saya akan coba menghaluskan potato starch-nya terlebih dahulu supaya texturenya bisa lebih halus. Tapi memang karena potato starch-nya berbutir kasar, jadi kuenya memiliki sensasi seperti ada kelapa parutnya... krenyes-krenyes...

Overall, rasa dari cookiesnya lumayan, sesuai dengan judulnya "soft" and "chewy". Cuma awalnya, rasa manisnya berasa sekali. Tapi sesudah diinapkan, agak berkurang, jadi lebih cocok buat kita. Ga cuma Aisha yang suka, mami sama ayhanya juga doyan ternyata. Lumayan, camilan sehat... buat temen ngeteh sore... Untuk yang tidak terlalu suka manis, mungkin jumlah gulanya agak dikurangi saja.

Buat yang iseng, mau coba-coba, silahkan ya dilihat original recipe-nya di bawah... Monggo...



SOFT AND CHEWY CHOCOLATECHIPS COOKIES
source: Vegan Dinner

- Sekitar 18 cookies -

Bahan:
1cup tepung terigu serbaguna --> diganti dengan campuran tpg beras 50%,  tpg kentang 25%, tpg tapioca 25%
1sdt baking powder
1/2sdt baking soda
Sejumput garam
3/4cup lightly packed light brown sugar--> diganti dengan palm sugar
3sdm minyak canola
2sdm susu kedelai atau susu non-dairy lainnya --> diganti dengan susu brown rice
1sdm flaxseed meal, preferably golden --> tidak digunakan
1sdm ekstrak vanilla
3/4cup nondairy semisweet chocolate chips --> diganti dengan kismis


Cara membuat:

Panaskan oven di 350' F. Siapkan loyang yang telah dialasi kertas roti.

Campur tepung, baking powder, baking soda dan garam. Di wadah lain, campur gula, minyak canola, susu kedelai, flaxseed meal dan vanilla sampai rata dengan menggunakan mikser. Tambahkan campuran tepung ke dalam adonan dan aduk rata. Masukkan cokelat chip.

Dengan menggunakan scoope eskrim kecil atau sendok makan, ambil adonan dan letakkan di loyang yang telah disiapkan. Beri jarak antara adonan. Panggang sekitar 12 menit, atau sampai berwarna kecokelatan dan bagian atas agak mengeras. Keluarkan dari oven dan dinginkan.

Jumat, 07 Desember 2012

AMERICAN RISOLES

Aisha sudah tidur dari sore nih... Sementara ayah masih belum pulang... Ngapain ya? Tiba-tiba kepingin makan Amris. Sudah lama juga ga buat ini. Waktu lihat kulkas dan lemari, bahan-bahannya lengkap, ada semua. Ok lah maree kita buat... Sekalian bisa buat besok pagi, menu sarapan ayah di hari Sabtu.

Resepnya diambil dari blog NCC. Supaya lebih kaya rasa, saya menambahkan mayonaise yang dicampur dengan susu kental manis dan sedikit perasan air jeruk lemon. Takarannya ga dicatat, yang penting sesuai dengan cita rasa sendiri... Hi... Hi... Jadi rasanya nano-nano gitu, ada asam, manis, asin, gurih... Poll pokoknya... Dijamin, makan 1 potong, pasti kurang... he... he...

Ini resepnya ya... Selamat mencoba...


AMERICAN RISOLES
sumber: NCC

Bahan kulit:

100gr tepung terigu
1sdt garam
3butir telur
250ml susu cair
1sdm mentega, lelehkan
margarin untu olesan

Cara membuat:

Ayak terigu, taruh dalam mangkuk bersama garam. Buat lubang ditengah, pecahkan telur di dalamnya, aduk satu arah. Tambahkan susu sedikit demi sedikit hingga adonan licin dan halus. Tambahkan susu hingga habis, masukkan mentega leleh. Tutup adonan dengan plastik, diamkan 30 menit. Olesi wajan dadar diameter 12cm dengan margarin, panaskan. Tuangi 1 sendok adonan, ratakan sambil diputar, 2-3 menit, angkat


Bahan isi:

4lbr smoked beef, potong kecil 1x3
100gr keju cheddar, parut --> saya menggunakan keju mozarella
4butir telur rebus, potong kecil
Mayonaise yang ditambahkan susu kental manis dan air jeruk lemon --> tambahan versi saya
1butir telur, kocok lepas
250gr tepung panir
1/2kg minyak goreng

Cara membuat:

Bentangkan kulit, isi dengan potongan smoked beef, potongan telur rebus, sedikit keju parut dan campuran mayonaise, lalu lipat seperti amplop, sisihkan. Lakukan hingga kulit habis. Celupkan risoles isi ke dalam telur kocok, lalu gulingkan dalam tepung panir. Simpan dalam lemari pendingin kira-kira 1 jam --> kalau saya semalaman. Goreng hingga kuning kecoklatan. Sajikan dengan saus pedas atau cabe rawit.

Rabu, 05 Desember 2012

BOLU KUKUS TEPUNG BERAS

Waktu lagi browsing-browsing, ketemu resep bolu kukus tepung beras dari chef Farah Quinn. Resepnya tidak menggunakan telur ataupun susu. Wah, boleh dicoba ini untuk cemilan Aisha.

Awalnya sempet ragu, bisa mekar bagus ga ya, soalnya kan tidak ada telurnya.... Waktu tutup kukusan dibuka (ini saat yang selalu bikin deg-degan kalo buat bolkus), ternyata... jreng... jreng... hasilnya memuaskan, mekar merekah... Ga nyangka... Alhamdulillah.... Buatnya juga mudah, tanpa menggunakan banyak peralatan, cuma dicampur dan diaduk jadi satu. Proses memasaknya juga tidak memakan waktu lama. Kayaknya bisa jadi resep favorit nih buat nambah-nambah bekal Aisha sekolah.

Nah, waktu saya buat ini, maksudnya kepingin bikin 2 warna, putih dan coklat supaya bisa dipadukan gitu... Cuma tidak berani kasih banyak-banyak cokelat bubuknya, takut Aisha alergi. Waktu sudah jadi, ternyata warna coklatnya jadi muda sekali, tidak terlalu beda dengan warna putihnya... hi... hi... hi... Tapi yang pasti, nambah lagi nih perbendaharaan cemilan Aisha yang vegan, non gluten, non dairy, no egg dan no nut.


Buat yang kepingin nyoba, ini resepnya ya...

BOLU KUKUS TEPUNG BERAS
sumber: Chef Farah Quinn

Bahan:

200gr tepung beras
200gr gula pasir
250ml air (bisa diganti susu cair atau santan)
1sdt vanila bubuk
2sdt baking powder

Cara Membuat:

Campur semua bahan kering, tuang sedikit demi sedikit air sambil diaduk dengan whisk hingga tercampur rata. Panaskan panci kukusan. Bagi adonan menjadi 3, beri pewarna makanan --> saya hanya warna putih dan coklat (menggunakan cokelat bubuk). Tuangkan ke dalam cetakan bolu kukus yang sudah diberi cup, 3/4nya saja. Kukus selama 10-15 menit (jangan dibuka-bu a ya...). Jangan lupa, tutup kukusan dialasi serbet yang bersih. Angkat dan sajikan.

Selamat mencoba dan semoga sukses... 

Sabtu, 01 Desember 2012

JAPANESE FUSHION SUSHI CLASS

Mhhh... sudah lama nih ga nimba ilmu di NCC. Terakhir ikutan kira-kira 6 bulan yang lalu, kursus cupcake fondant dan membuat barbie cake. Kayaknya sudah kangen nih mau belajar sesuatu yang baru. Mulailah browsing-browsing ke NCC, dan... membaca ada Japanese Sushi Class. Wah, boleh juga ini, it sounds interesting. Setelah konsultasi dan minta ijin sama ayahnya Aisha, termasuk "permohonan biaya kursus", langsung deh cepat-cepat mendaftar.

Pas hari H, ketika mau berangkat, si krucil nangis kepingin ikut. Padahal doi juga mau berangkat ke Ancol sama ayahnya ada acara Family Gathering Kecap Bango. Waduh, gimana dong... Terpaksa lah membujuk-bujuk sedikit...

Sampai di markas NCC jam menunjukkan pukul 9:15, dan kelas sudah dimulai. Ternyata peserta lagi sibuk mengupas-ngupas ketimun jepang. Alhamdulillah, untung belum ketinggalan lama...


Di kelas ini kita belajar fushion sushi, yaitu sushi yang sudah dimodifikasi dan disesuaikan dengan selera si pembuat. Jadi bukan sushi asli yang pakai bahan-bahan mentah gitu. Di fushion sushi, kita bebas berkreasi, mau pakai daging, ayam, udang, ikan atau bahan-bahan yang lainnya. Bisa dibilang tidak ada pakemnya seperti sushi original.

Materi yang diajarkan Ibu Fat di kelas ini meliputi:

1.  Nasi untuk sushi
2. Crispy cheese shusi
3. Tempura sushi
4. Crab stick sushi
5. Chicken stick sushi
6. Avocado sushi
7. Green dragon roll
8. Temaki

Senengnya waktu lihat sushi buatan kita tersusun rapih di kotak yang disediakan. Ada yang menggunakan udang, kepiting, ayam marinated, dll.


Alhamdulillah, nambah ilmu. Bisa jadi alternatif untuk Aisha sekolah, tetapi dengan bahan-bahan yang disesuaikan buat anak alergi. Horay...

Senin, 26 November 2012

ALERGI? YUK, KENALI TANDA-TANDANYA

Awalnya saya juga tidak mengetahui kalau Aisha mengidap alergi susu sapi. Hingga suatu saat saya mulai memperhatikan bahwa nafasnya sering terdengar "grok-grok", kotorannya berwarna hijau, sering muntah dan ia seringkali menangis meronta-ronta tanpa sebab yanyg jelas. Kemudian, sayapun memutuskan untuk memeriksakan Aisha karena khawatir jika ada kelainan di paru dan pencernaannya. Setelah menjalani pemeriksaan dan berkonsultasi dengan dokternya, barulah diketahui bahwa Aisha ternyata mengidap alergi susu sapi.

Sejak itu Aisha diharuskan mengkonsumsi susu Soya sebagai pengganti susu formula biasa. Dokter pun menjelaskan kepada saya "Do" dan "Don't" listnya penanganan Aisha sebagai anak alergi.

Belakangan, pada saat berkonsultasi dengan dr. Widodo Judarwanto, SpA., baru saya ketahui pula bahwa alergi ternyata memiliki dampak yang cukup besar kepada tumbuh kembang anak bila tidak dilakukan penanganan yang benar. Dampaknya antara lain: gangguan konsentrasi, keterlambatan bicara, gangguan sulit makan dan gangguan kenaikan berat badan, dsb. Untuk lebih jelasnya mengenai tanda alergi dan manifestasinya, silahkan baca langsung di web berikut ini:


Oh iya, menurut dr. Widodo nih, seringkali terjadi over diagnosa terhadap anak alergi sehingga dikatakan mengidap TBC. Karena memang anak alergi memperlihatkan gejala yang hampir sama dengan TBC, yaitu seringkali sakit batuk pilek. Kasian kan anak kita harus minum antibiotik untuk waktu yang panjang, padahal sebenarnya hanya alergi saja. Jadi, menurut dr. Widodo, kalau anak kita divonis mengidap TBC, lebih baik mencari second opinion dulu...

Nah, untuk para orang tua, coba mulai perhatikan, apakah ada tanda-tanda anak alergi pada anak anda...

Minggu, 25 November 2012

BERBURU RESEP MASAKAN ANAK ALERGI

Aisha termasuk anak yang mengidap "multiple alergi", dimana sementara ini diharuskan menghindari makanan dan minuman yang mengandung susu, cokelat, keju, telur dan semua turunannya. Jadi, bila bepergian, saya lebih memilih untuk membawa bekal makanan sendiri untuknya karena khawatir tidak tersedia makanan yang bersifat dairy-free dan egg-free. Selain itu, saya juga berusaha untuk sebisa mungkin menghindari penggunaan terigu untuk Aisha karena menurut buku yang saya pernah baca karangan Wid Widyanto, pakar makanan sehat, terigu memberikan efek kurang bagus untuk pencernaan anak bila dikonsumsi terlalu sering. Karenanya, saya lebih banyak mengacu kepada resep-resep masakan untuk anak alergi, autis dan vegan yang saya kombinasikan sesuai kebutuhan.


Sebagai anak alergi, Aisha juga diwanti-wanti untuk menghindari penggunaan bahan makanan yang mengandung pengawet dan penyedap rasa.  Jadi intinya, makanan Aisha harus fresh dan menyehatkan namun yang terpenting harus bisa bersahabat dan dapat diterima oleh tubuhnya.

Untuk menambah ilmu dan perbendaharaan resep, sayapun berburu buku-buku masakan untuk anak alergi, vegan dan autis. Namun sayangnya, di Indonesia buku-buku semacam ini masih sangat terbatas. Kalaupun ada, harus mencari di toko buku yang menjual buku-buku import, dan itupun jumlahnya hanya berkisar 1-2 buku saja. Biasanya, amazon.com menjadi rujukan utama saya. Buku jenis ini melimpah ruah di sana, dan terkadang membuat pening kepala karena bingung memutuskan pilihan. Atau cara lain yang lebih hemat dengan membuka web-web atau blog-blog untuk anak alergi, vegan dan autis. Web favorit saya adalah Manifest VeganGluten free girl and the chef dan juga Learning to eat allergy free. Dari sumber-sumber tersebut, saya mendapatkan banyak manfaat dan ilmu yang saya butuhkan dalam menyiapkan makanan untuk Aisha.

Sabtu, 24 November 2012

FAMILY GATHERING

Hari ini ada acara Family Gathering dari kantor ayah-nya Aisha di Taman Safari, Puncak. Bisa ditebak dong, siapa yang paling heboh... Sudah pasti... Aisha. Biasanya nih, kalau bangun tidur, disuruh mandi susah sekali, harus main kejar-kejaran dulu, bahkan kadang sampai tengkar-tengkar sama Maminya. Tapi hari ini, Aisha jempollll... Ga pake banyak gaya, langsung mandi, trus pake baju kembaran seperti Ayah dan Mami.....


Tepat jam 06:30 kita berangkat, soalnya takut terjebak macet. Trip kali ini, Aisha bawa rombongan loh... Ada suster, asisten Rumah tangga, sopir dan anak-anaknya. Komplit, masuk semua di mobil.

Sesampainya di Taman Safari, Aisha ga mau kasih wortel lewat jendela mobil ke binatang-binatang yang ada di sana. Rupanya, doski lagi takut, soalnya salah satu unta sempet ninggalin air liurnya di jendela  mobil kita. Dan akhirnya, Aisha pun jadi jijik sekaligus takut.... Tapi yang hebatnya adalah, walaupun takut, celotehannya teteup jalan terus, heboh.....


Setelah itu, kita langsung ke acara kantor ayah. Waduh, rame sekali... Kata ayah ada 1700 karyawan dan keluarganya. Weleh... weleh... Acaranya lumayan sesru, ada doorprizenya juga loh...Nah, selesai acara inti, barulah acara bebas. Cuma sayangnya, cuaca di Taman Safari lagi tidak bersahabat. Sudah mulai rintik-rintik, kayaknya mau hujan ini... Yah, sayang bener, Aisha ga bisa keliling buat nyobain wahana-wahana yang ada, padahal sudah dapet tiket terusan gratis nih... ihik... ihik...


Eh, waktu kita jalan, tiba-tiba Aisha lihat om badut... Langsung deh mupeng seperti biasa kalau lihat badut. Nah, sebelum doski ngomong minta diajak ke om badut, Mami cepet-cepet gendong Aisha, trus deketin om badut. Wah, kaget tapi seneng doski, ga nyangka kalo Maminya ngajak ke om badut.... Ha... Ha... Ha...


Akhirnya Aisha cuma bisa main bola-bola dan kereta api. Mainan yang terakhir ini, ga boleh ketinggalan. Dimana-mana, kalo ada mainan ini, harus kudu dicobain... Sesudah itu, hujan turun deras sekali. Ya sudah, kita memutuskan untuk pulang, karena Aisha juga sepertinya sudah cape. Dan kebetulan alhamdulillah, ayah dapet jatah menginap di Villa kantor di daerah Mega Mendung. Meluncurlah kita ke sana...

Wah, Aisha seneng sekali nginep di villa. Apalagi temen-temen mainnya, Radit dan Cika, juga ikutan. Kalau sudah begini, Ayah dan Mami bisa benar-benar istirahat deh... Soalnya Aisha sibuk main sama sohib-sohibnya...

Singkat cerita, every body was happy. Terimakasih Ayah sudah buat kita semua senang....

Jumat, 23 November 2012

BLACKBERRY & DOA ANAK UNTUK ORANG TUA

Dikutip dari blog www.childrenclinic.wordpress.com milik dr. Widodo Judarwanto, SpA.

BLACKBERRY DAN DOA ANAK UNTUK ORANG TUA

Aku dan adik sayang Mama
Tapi maaf ma,

Mengapa saat adik menangis kehausan,
Mama masih asyik ber-BBM
Mengapa saat aku tidak bisa mengerjakan PR,
Mama selalu bilang coba dulu pikir sendiri, sambil mata melotot ke BB
Mengapa saat aku tidak bisa memasang tali sepatu,
Mama selalu menyuruh mbak untuk membantunya, sambil tangan mama lincah menyentuh BB

Aku dan adik sayang Papa
Tetapi maaf pa,

Mengapa saat mama minta tolong ambilkan pampers untu adik,
Papa selalu bilang ambil sendiri, sambil tertawa di depan layar BB
Mengapa saat aku mengajak main bola,
Papa selalu bilang papa lagi capek, tapi tanpa lelah balas BBM

Mengapa papa sekarang jarang sekali menyanyikan lagu saat membobokkan adik,
Tapi papa asyik terus pegang BB
Mengapa papa sekarang jarang sekali baca cerita saat sebelum tidur,
Tapi papa selalu pegang BB saat membobokkan aku

Aku dan adik sayang Papa Mama
Tapi maaf pa, ma,

Aku dan adik jadi benci BB , padahal papa mama menyayanginya
Karena sejak ada BB, papa jarang cium aku
Karena bila pegang BB, mama kalau ditanya PR selalu marah-marah
Karena bila ada bunyi BB, papa selalu lepaskan gendongan adik
Karena sejak ada BB, mama hanya bisa tertawa dengan BB
Karena sejak keranjingan BB, papa jarang maen perang-perangan lagi denganku

Aku dan adik sayang Papa Mama
Tapi maaf pa, ma,

Aku pernah ajak adik berdoa, semoga BB papa mama selalu low bat
Aku pernah ajak adik berdoa, mudah-mudahan wajahku berubah jadi BB, biar papa mama selalu pandangi aku terus

Aku pernah ajak adik berdoa, supaya BB papa mama ketinggalan di kantor
Biar aku dan adik bisa bersenang-senang seperti dulu lagi
Aku pernah ajak adik berdoa, supaya semua orang di rumah ini tidak beli BB kayak papa mama
Agar kalau papa mama mengacuhkan aku, aku bisa main dengan mereka

Papa Mama
Maafin aku dan adik

dr. Widodo Judarwanto, SpA.

Kamis, 22 November 2012

DSA (DOKTER SPESIALIS ANAK) UNTUK AISHA

Sebagai orang tua yang memiliki anak, tentunya kesehatan dan tumbuh kembang anak menjadi prioritas utama kita. Menurut artikel yang pernah saya baca, salah satu faktor yang turut mempengaruhi adalah bagaimana orang tua memilih DSA untuk anak-anaknya. Untuk saya pribadi, dalam memilih DSA, saya lebih menyukai DSA yang terbilang "hemat" dalam pemberian obat, terutama antibiotik. Karena tidak jarang banyak DSA yang dengan gampangnya memberikan jenis antibiotik untuk anak yang hanya terkena batuk pilek biasa.

Ngomong-ngomong mengenai DSA, saya jadi teringat ketika saya dan keluarga baru saja pindah dari Surabaya ke Jakarta setahun yang lalu. Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari DSA pengganti untuk Aisha. Saya harus memastikan bahwa DSA tersebut benar-benar memahami kondisi anak alergi. Ya, sejak bayi, Aisha telah didiagnosa mengidap alergi susu sapi dan belakangan juga diketahui alergi terhadap beberapa jenis makanan. Dr. Daniel Hardjadinata, SpA., yang menangani Aisha sejak bayi mengatakan bahwa alangkah lebih baik bila di Jakarta Aisha juga "dipegang" oleh seorang DSA yang khusus menangani anak-anak alergi.

Selanjutnya, dimulailah perburuan untuk menemukan DSA yang tepat untuk Aisha. Sayapun mengumpulkan daftar beberapa nama DSA khusus anak alergi di Jakarta. Setelah menyempatkan diri bertemu dengan DSA-DSA tersebut, pilihan saya pada akhirnya jatuh ke dr. Widodo Judarwanto, SpA. Kenapa saya memilih beliau? Karena saya merasa cocok untuk berkonsultasi dengannya. Pada saat konsultasi pertama, beliau memberikan informasi yang cukup komplit mengenai anak alergi. Bahkan ada beberapa kondisi yang saya temui di Aisha pada saat bayi, baru saya ketahui bahwa hal tersebut ternyata merupakan manifestasi dari alerginya. Selain itu, beliau juga sangat kooperatif, mau mendengarkan keluhan atau pertanyaan kita dan menjelaskan permasalahan anak alergi dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami. Walaupun jarak tempat prakteknya cukup jauh (beliau di RSIA Bunda, Menteng, sementara tempat tinggal saya di Jatikramat, Bekasi), namun saya merasa "it's worthed to give the effort" karena yang saya dapatkan jauh lebih berharga.

Bagaimana dengan anda? Sudahkah anda menemukan DSA yang tepat bagi anak-anak anda? Apakah anda memiliki kriteria tertentu dalam memilih DSA?