Senin, 26 November 2012

ALERGI? YUK, KENALI TANDA-TANDANYA

Awalnya saya juga tidak mengetahui kalau Aisha mengidap alergi susu sapi. Hingga suatu saat saya mulai memperhatikan bahwa nafasnya sering terdengar "grok-grok", kotorannya berwarna hijau, sering muntah dan ia seringkali menangis meronta-ronta tanpa sebab yanyg jelas. Kemudian, sayapun memutuskan untuk memeriksakan Aisha karena khawatir jika ada kelainan di paru dan pencernaannya. Setelah menjalani pemeriksaan dan berkonsultasi dengan dokternya, barulah diketahui bahwa Aisha ternyata mengidap alergi susu sapi.

Sejak itu Aisha diharuskan mengkonsumsi susu Soya sebagai pengganti susu formula biasa. Dokter pun menjelaskan kepada saya "Do" dan "Don't" listnya penanganan Aisha sebagai anak alergi.

Belakangan, pada saat berkonsultasi dengan dr. Widodo Judarwanto, SpA., baru saya ketahui pula bahwa alergi ternyata memiliki dampak yang cukup besar kepada tumbuh kembang anak bila tidak dilakukan penanganan yang benar. Dampaknya antara lain: gangguan konsentrasi, keterlambatan bicara, gangguan sulit makan dan gangguan kenaikan berat badan, dsb. Untuk lebih jelasnya mengenai tanda alergi dan manifestasinya, silahkan baca langsung di web berikut ini:


Oh iya, menurut dr. Widodo nih, seringkali terjadi over diagnosa terhadap anak alergi sehingga dikatakan mengidap TBC. Karena memang anak alergi memperlihatkan gejala yang hampir sama dengan TBC, yaitu seringkali sakit batuk pilek. Kasian kan anak kita harus minum antibiotik untuk waktu yang panjang, padahal sebenarnya hanya alergi saja. Jadi, menurut dr. Widodo, kalau anak kita divonis mengidap TBC, lebih baik mencari second opinion dulu...

Nah, untuk para orang tua, coba mulai perhatikan, apakah ada tanda-tanda anak alergi pada anak anda...

Minggu, 25 November 2012

BERBURU RESEP MASAKAN ANAK ALERGI

Aisha termasuk anak yang mengidap "multiple alergi", dimana sementara ini diharuskan menghindari makanan dan minuman yang mengandung susu, cokelat, keju, telur dan semua turunannya. Jadi, bila bepergian, saya lebih memilih untuk membawa bekal makanan sendiri untuknya karena khawatir tidak tersedia makanan yang bersifat dairy-free dan egg-free. Selain itu, saya juga berusaha untuk sebisa mungkin menghindari penggunaan terigu untuk Aisha karena menurut buku yang saya pernah baca karangan Wid Widyanto, pakar makanan sehat, terigu memberikan efek kurang bagus untuk pencernaan anak bila dikonsumsi terlalu sering. Karenanya, saya lebih banyak mengacu kepada resep-resep masakan untuk anak alergi, autis dan vegan yang saya kombinasikan sesuai kebutuhan.


Sebagai anak alergi, Aisha juga diwanti-wanti untuk menghindari penggunaan bahan makanan yang mengandung pengawet dan penyedap rasa.  Jadi intinya, makanan Aisha harus fresh dan menyehatkan namun yang terpenting harus bisa bersahabat dan dapat diterima oleh tubuhnya.

Untuk menambah ilmu dan perbendaharaan resep, sayapun berburu buku-buku masakan untuk anak alergi, vegan dan autis. Namun sayangnya, di Indonesia buku-buku semacam ini masih sangat terbatas. Kalaupun ada, harus mencari di toko buku yang menjual buku-buku import, dan itupun jumlahnya hanya berkisar 1-2 buku saja. Biasanya, amazon.com menjadi rujukan utama saya. Buku jenis ini melimpah ruah di sana, dan terkadang membuat pening kepala karena bingung memutuskan pilihan. Atau cara lain yang lebih hemat dengan membuka web-web atau blog-blog untuk anak alergi, vegan dan autis. Web favorit saya adalah Manifest VeganGluten free girl and the chef dan juga Learning to eat allergy free. Dari sumber-sumber tersebut, saya mendapatkan banyak manfaat dan ilmu yang saya butuhkan dalam menyiapkan makanan untuk Aisha.

Sabtu, 24 November 2012

FAMILY GATHERING

Hari ini ada acara Family Gathering dari kantor ayah-nya Aisha di Taman Safari, Puncak. Bisa ditebak dong, siapa yang paling heboh... Sudah pasti... Aisha. Biasanya nih, kalau bangun tidur, disuruh mandi susah sekali, harus main kejar-kejaran dulu, bahkan kadang sampai tengkar-tengkar sama Maminya. Tapi hari ini, Aisha jempollll... Ga pake banyak gaya, langsung mandi, trus pake baju kembaran seperti Ayah dan Mami.....


Tepat jam 06:30 kita berangkat, soalnya takut terjebak macet. Trip kali ini, Aisha bawa rombongan loh... Ada suster, asisten Rumah tangga, sopir dan anak-anaknya. Komplit, masuk semua di mobil.

Sesampainya di Taman Safari, Aisha ga mau kasih wortel lewat jendela mobil ke binatang-binatang yang ada di sana. Rupanya, doski lagi takut, soalnya salah satu unta sempet ninggalin air liurnya di jendela  mobil kita. Dan akhirnya, Aisha pun jadi jijik sekaligus takut.... Tapi yang hebatnya adalah, walaupun takut, celotehannya teteup jalan terus, heboh.....


Setelah itu, kita langsung ke acara kantor ayah. Waduh, rame sekali... Kata ayah ada 1700 karyawan dan keluarganya. Weleh... weleh... Acaranya lumayan sesru, ada doorprizenya juga loh...Nah, selesai acara inti, barulah acara bebas. Cuma sayangnya, cuaca di Taman Safari lagi tidak bersahabat. Sudah mulai rintik-rintik, kayaknya mau hujan ini... Yah, sayang bener, Aisha ga bisa keliling buat nyobain wahana-wahana yang ada, padahal sudah dapet tiket terusan gratis nih... ihik... ihik...


Eh, waktu kita jalan, tiba-tiba Aisha lihat om badut... Langsung deh mupeng seperti biasa kalau lihat badut. Nah, sebelum doski ngomong minta diajak ke om badut, Mami cepet-cepet gendong Aisha, trus deketin om badut. Wah, kaget tapi seneng doski, ga nyangka kalo Maminya ngajak ke om badut.... Ha... Ha... Ha...


Akhirnya Aisha cuma bisa main bola-bola dan kereta api. Mainan yang terakhir ini, ga boleh ketinggalan. Dimana-mana, kalo ada mainan ini, harus kudu dicobain... Sesudah itu, hujan turun deras sekali. Ya sudah, kita memutuskan untuk pulang, karena Aisha juga sepertinya sudah cape. Dan kebetulan alhamdulillah, ayah dapet jatah menginap di Villa kantor di daerah Mega Mendung. Meluncurlah kita ke sana...

Wah, Aisha seneng sekali nginep di villa. Apalagi temen-temen mainnya, Radit dan Cika, juga ikutan. Kalau sudah begini, Ayah dan Mami bisa benar-benar istirahat deh... Soalnya Aisha sibuk main sama sohib-sohibnya...

Singkat cerita, every body was happy. Terimakasih Ayah sudah buat kita semua senang....

Jumat, 23 November 2012

BLACKBERRY & DOA ANAK UNTUK ORANG TUA

Dikutip dari blog www.childrenclinic.wordpress.com milik dr. Widodo Judarwanto, SpA.

BLACKBERRY DAN DOA ANAK UNTUK ORANG TUA

Aku dan adik sayang Mama
Tapi maaf ma,

Mengapa saat adik menangis kehausan,
Mama masih asyik ber-BBM
Mengapa saat aku tidak bisa mengerjakan PR,
Mama selalu bilang coba dulu pikir sendiri, sambil mata melotot ke BB
Mengapa saat aku tidak bisa memasang tali sepatu,
Mama selalu menyuruh mbak untuk membantunya, sambil tangan mama lincah menyentuh BB

Aku dan adik sayang Papa
Tetapi maaf pa,

Mengapa saat mama minta tolong ambilkan pampers untu adik,
Papa selalu bilang ambil sendiri, sambil tertawa di depan layar BB
Mengapa saat aku mengajak main bola,
Papa selalu bilang papa lagi capek, tapi tanpa lelah balas BBM

Mengapa papa sekarang jarang sekali menyanyikan lagu saat membobokkan adik,
Tapi papa asyik terus pegang BB
Mengapa papa sekarang jarang sekali baca cerita saat sebelum tidur,
Tapi papa selalu pegang BB saat membobokkan aku

Aku dan adik sayang Papa Mama
Tapi maaf pa, ma,

Aku dan adik jadi benci BB , padahal papa mama menyayanginya
Karena sejak ada BB, papa jarang cium aku
Karena bila pegang BB, mama kalau ditanya PR selalu marah-marah
Karena bila ada bunyi BB, papa selalu lepaskan gendongan adik
Karena sejak ada BB, mama hanya bisa tertawa dengan BB
Karena sejak keranjingan BB, papa jarang maen perang-perangan lagi denganku

Aku dan adik sayang Papa Mama
Tapi maaf pa, ma,

Aku pernah ajak adik berdoa, semoga BB papa mama selalu low bat
Aku pernah ajak adik berdoa, mudah-mudahan wajahku berubah jadi BB, biar papa mama selalu pandangi aku terus

Aku pernah ajak adik berdoa, supaya BB papa mama ketinggalan di kantor
Biar aku dan adik bisa bersenang-senang seperti dulu lagi
Aku pernah ajak adik berdoa, supaya semua orang di rumah ini tidak beli BB kayak papa mama
Agar kalau papa mama mengacuhkan aku, aku bisa main dengan mereka

Papa Mama
Maafin aku dan adik

dr. Widodo Judarwanto, SpA.

Kamis, 22 November 2012

DSA (DOKTER SPESIALIS ANAK) UNTUK AISHA

Sebagai orang tua yang memiliki anak, tentunya kesehatan dan tumbuh kembang anak menjadi prioritas utama kita. Menurut artikel yang pernah saya baca, salah satu faktor yang turut mempengaruhi adalah bagaimana orang tua memilih DSA untuk anak-anaknya. Untuk saya pribadi, dalam memilih DSA, saya lebih menyukai DSA yang terbilang "hemat" dalam pemberian obat, terutama antibiotik. Karena tidak jarang banyak DSA yang dengan gampangnya memberikan jenis antibiotik untuk anak yang hanya terkena batuk pilek biasa.

Ngomong-ngomong mengenai DSA, saya jadi teringat ketika saya dan keluarga baru saja pindah dari Surabaya ke Jakarta setahun yang lalu. Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari DSA pengganti untuk Aisha. Saya harus memastikan bahwa DSA tersebut benar-benar memahami kondisi anak alergi. Ya, sejak bayi, Aisha telah didiagnosa mengidap alergi susu sapi dan belakangan juga diketahui alergi terhadap beberapa jenis makanan. Dr. Daniel Hardjadinata, SpA., yang menangani Aisha sejak bayi mengatakan bahwa alangkah lebih baik bila di Jakarta Aisha juga "dipegang" oleh seorang DSA yang khusus menangani anak-anak alergi.

Selanjutnya, dimulailah perburuan untuk menemukan DSA yang tepat untuk Aisha. Sayapun mengumpulkan daftar beberapa nama DSA khusus anak alergi di Jakarta. Setelah menyempatkan diri bertemu dengan DSA-DSA tersebut, pilihan saya pada akhirnya jatuh ke dr. Widodo Judarwanto, SpA. Kenapa saya memilih beliau? Karena saya merasa cocok untuk berkonsultasi dengannya. Pada saat konsultasi pertama, beliau memberikan informasi yang cukup komplit mengenai anak alergi. Bahkan ada beberapa kondisi yang saya temui di Aisha pada saat bayi, baru saya ketahui bahwa hal tersebut ternyata merupakan manifestasi dari alerginya. Selain itu, beliau juga sangat kooperatif, mau mendengarkan keluhan atau pertanyaan kita dan menjelaskan permasalahan anak alergi dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami. Walaupun jarak tempat prakteknya cukup jauh (beliau di RSIA Bunda, Menteng, sementara tempat tinggal saya di Jatikramat, Bekasi), namun saya merasa "it's worthed to give the effort" karena yang saya dapatkan jauh lebih berharga.

Bagaimana dengan anda? Sudahkah anda menemukan DSA yang tepat bagi anak-anak anda? Apakah anda memiliki kriteria tertentu dalam memilih DSA?